PENDAHULUAN
Dalam laporan ini kami memberikan gambaran tentang
permasalahan sejarah yaitu kerajaan Holing dan melayu kami akan menjelaskan
lokasi,sumber sejarah,kehidupan masyarakat yang meliputi bidang – bidang
seperti bidang politik, bidang sosial, bidang ekonomi, bidang budaya serta
peyebab runtuh nya kerajaan holing dan melayu.
Kerajaan Holing (Kalingga)
Kerajaan
Holing disebut juga dengan Kerajaan Kalingga.
Nama Kerajaan Holing adalah sebutan dari sumber Tiongkok. Kerajaan Holing
terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak Ta Hen La (Kamboja),
di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat terletak
Pulau Sumatera.
Gambar diatas
yaitu letak Kerajaan Holing
Rakyat
Holing menganut agama Budha. Hal itu dapat diketahui dari berita Cina yang
ditulis I-Tshing, yang menjelaskan bahwa pada tahun 644 masehi Hwi-Ning seorang
pendeta budha dari cina datang ke Holing dan menetap selama 3 tahun. Hwi-Ning
menterjemahkan salah satu kitab suci agama Budha Hinayana yang berbahasa
Sanksekerta ke dalam bahasa Cina. Dalam usahanya Hwi-Ning dibantu oleh seorang
pendeta kerajaan Holing yang bernama Jnanabhadra.
Sumber sejarah :
1. Catatan dari
zaman Dinasti Tang (618 M – 906 M)
·
Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di
sebelah timurnya terletak di
Pulau Bali dan di
sebelah barat terletak Pulau Sumatera.
·
Ibukota Holing dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari
tonggak kayu.
·
Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap
daun palem, dan
singgasananya
terbuat dari gading.
·
Penduduk Kerajaan Holing sudah pandai membuat minuman
keras dari bunga
kelapa
·
Daerah Holing menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula
badak dan gading gajah.
2. Catatan I-Tsing
Catatan I-Tsing (tahun
664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah Jawa menjadi salah satu pusat
pengetahuan agama Buddha Hinayana. Di Holing ada pendeta Cina bernama Hwining,
yang menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha ke dalam Bahasa Cina. Ia
bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra. Kitab terjemahan itu antara
lain memuat cerita tentang Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita
Nirwana dalam agama Buddha Hinayana.
Kehidupan
Politiknya
Berdasarkan berita cina di sebutkan
bahwa kerajaan holing diperintah oleh seorang raja putri yang bernama ratu
sima. Pemerintahan ratu sima sangat kers namunadil dan bijaksana rakyat tunduk
dan taat terhadap segala perintah ratu sima bahkantidak seorangmpun rakyat
ataupun penjabat kerajaan yang berani melarang perintahnya. Hal ini membuktikan
bahwa ratu sima sangat taat pada tatakrama aturankerajaan. Dengan pemerintahan
yang keras berwibawa ratu sima yakin bahwakerajaannya akan menjadi kerajaan yang
terdidik dan taat peraturan.*
Sistem
dan Struktur social
Kehidupan sosial masyarakat kerajaan
holing sudah teratur dengtan amat rapihal ini di sebabkan karena sistem
pemeritahan yang keras dari ratu sima. Di sampingini juga sangat adil dan
bijaksana dlam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangatmenghormati dan menaati
segala peraturan yang di buat oleh ratu sima.dan ratu simamempunyai sifat
bijaksana dalam memutuskan suatu permasalahan rakyat sangatmenghormati dan
menaati segala keputusan ratu sima. Ratu sima tidak pernahmemihak dalam
sosialnya ia hannya membina dan sebagai penguasa kerajaan.
Kehidupan
Ekonominnya
Perdagangan dan pelayaran karena letak
kerajaan di semenanjung melayu. Jadi perdagangan sangat lah lancar dan
terkendali selain ratu sima yang sangat lah disiplindan berwibawa perekonomiannya
juga perjualan dengan lancar begitu juga dengan pelayarannya selain
perdagangannya yang amat maju juga pelayaran disana sebagaialat transportasi
yang mudah juga cepat.hal ini yang mendukung perkembanggannyaekonomi di kerjaan
holing. Selain perekonomian yang maju dan trnsportasi yang medukung dan pusat
pedangan dan pusat transsakai perdagangan merek ada dipasar itu adalah
jantung.Perdagangan utama di kerajaan holing sejak pemimpin kerajaan ratu sima
perdagangan , transportasi dan pemerintahan yang bagus itu menggaibatkan
terjadinyahubungan perdagangan antar negara lain. Hal ini membuktikan bahwa
perkembangankerajaan holing sangat amat berkembang dengan pesat.*
Kehidupan
Sosial
Karena ratu sima yang sangat kers ia
langsung sekaligus membanggun lembagamasyarakat yang sudah jelac fungsi dan
tugasnya ratu sima mendirikan lembagamasyarakat ini untuk membantu dirinnya
dalam mengatasi rakyatnya selain. Lembagayang sudah terbentuk ratu sima yang
sudah memberlakukan sistem perundang-undangan . beliau telah membuat dan
menysun perundang-undang yang sempurnadengn di bantu lembaga masyarakat
hadirnya sistem perundang-undangnya tersebut berjalan dengan baik .*
Kebudayaan
keagamaannya
Kebudayaan agamanya mayoritas
masyarakat ratu sima. Memeluk agama budhakarena agama budha pertama kali masuk
di indonesia jadi agama itulah yang di anutoleh ratu sima dan para
masyarakatnya*
Kehidupan
Budayanya
Mayoritas masyarakatnya memeluk agama
budha begitu juga dengankebudayaanya banyak di pengaruhi oleh budaya india. Selain
agamanya budhakebudayaanya yang lekat dan kental banyak tercampur dan
terpengaruh dengan datdan kebudyaan orng indi hal ini juga berpengaruh pada
ratu sima . ratu sima jugamenerima dengan baik kebudayaan india masuk di
kerajaan holing
Kerajaan
Holing dipimpin oleh Ratu Sima nan ayu, anggun, perwira, dan ketegasannya
semerbak wangi yang terkenal adil dan bijaksana. Pemerintahan Ratu Sima sangat
keras, itu yang menyebabkan kehidupan sosial teratur rapi. Ratu Sima mendidik
rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian.
Ratu Sima menerapkan hukuman yang keras yaitu menghukum mati atau
pemotongan tangan bagi siapa saja yang mencuri.
Hingga pada suatu ketika seorang raja dari seberang
lautan mendengar mengenai kemashuran rakyat kerajaan Holing yang terkenal jujur
dan taat hukum. Untuk
mengujinya ia
meletakkan sekantung uang emas di persimpangan jalan
dekat pasar tak ada seorangpun
rakyat Kerajaan Holing yang berani menyentuh apalagi
mengambil barang yang bukan miliknya. Hingga tiga tahun kemudian kantung itu
tidak sengaja tersentuh oleh putra mahkota dengan kakinya. Ratu Sima demi
menjunjung hukum menjatuhkan hukuman mati kepada putranya, dewan menteri
memohon agar Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena kaki pangeranlah yang
menyentuh barang yang bukan miliknya, maka pangeran dijatuhi hukuman di potong
kakinya.
Awal terbentuknya Kerajaan Holing:
Pada
abad ke-8 ditemukan reruntuhan Candi Siwa (Hindu) di Samangambat yang lebih tua
dari candi-candi di Portibi (Padang Lawas) yang dibangun pada abad ke-11.
Dengan adanya candi ini besar kemungkinan orang Hindu datang ke Mandailing yang
terletak di Swarna Dwipa untuk mencari emas. Dalam sejarah India, terdapat
keterangan bahwa sekitar abad-1 Masehi pasokan emas ke India yang didatangi
dari Asia Tenggara terhenti karena ada peperangan oleh karena itu
kerajaan-kerajaan yang di India berusaha mendapatkan emas dari tempat lain.
Orang
Hindu yang datang ke wilayah Mandailing adalah yang berasal dari Kerajaan
Kalingga di India dan mereka disebut orang Holing yang masuk dari Singkuang dan
mereka menemukan emas di wilayah Mandailing. Karena
orang-orang Holing menetap di kawasan itu maka dinamakan Mandala Holing. Mandala artinya lingkungan.
Mandala Holing berarti lingkungan tempat tinggal orang-orang Holing.
Hal
ini dibuktikan dengan ditemukannya cukup banyak peninggalan Hindu/Buddha di
wilayah Mandailing. Salah satunya yaitu tiang batu di Gunung Sorik Merapi yang
bertarikh abad ke-13. Di wilayah Mandailing Godang terdapat lokasi persawahan
yang bernama Saba Biara. Yang disebut biara adalah tempat orang Hindu-Buddha
melakukan kegiatan keagamaan. Di jalan masuk ke lokasi itu terdapat 5 tempat
adanya batu bata yang tersusun dalam lubang tanah yang dalamnya kurang lebih 2
meter. Kemungkinan batu bata yang tersusun itu adalah reruntuhan candi dari
zaman dahulu.
Peninggalan-peniggalan Kerajaan
Holing:
1. Prasasti
Tukmas
Prasati ini ditemukan di Desa Dakwu
daerah Grobogan, Purwodadi di lereng Gunung Merbabu di Jawa Tengah yang
bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti ini berisi tentang
mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut
disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti itu ada gambar-gambar
seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang
merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
Prasasti Tukmas
2. Candi
Perintah membangun candi diberikan
oleh Ratu Sima dari Dinasti Sanjaya yang memerintah Kerajaan Kalingga.
Tujuannya sebagai tempat pemujaan. Ratu Sima juga mendirikan beberapa candi
lain di kawasan Dieng, seperti Candi Gatotkaca di bukit Pangonan, Candi
Dwarawati di kaki Gunung Prahu, dan Candi Bima yang merupakan candi terbesar di
Dieng. Candi-candi yang berada di luar kompleks tersebut pada umumnya terletak
menyendiri dan dikelilingi pepohonan.
Candi Dwarawati
Candi
Gatotkaca
Candi Bima
Runtuhnya Kerajaan Holing
Sepertinya kerajaan ini tidaklah hancur atau runtuh, tetapi setelah Ratu Sima meninggal di tahun 732 M, dan Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan Hindu.
Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu atau dalam bahasa Cina ditulis Ma-La-Yu
(末羅瑜國)
merupakan sebuah nama kerajaan yang berada di Pulau
Sumatera. Dari bukti dan keterangan yang
disimpulkan dari prasasti dan berita dari Cina, keberadaan kerajaan yang
mengalami naik turun ini dapat di diketahui dimulai pada abad ke-7 yang
berpusat di Minanga,
pada abad ke-13 yang berpusat di Dharmasraya
dan diawal abad ke 15 berpusat di Suruaso
atau Pagaruyung.
Kerajaan ini berada di pulau Swarnadwipa atau Swarnabumi
(Thai:Sovannophum)
yang oleh para pendatang disebut sebagai pulau emas yang memiliki tambang emas,
dan pada awalnya mempunyai kemampuan dalam mengontrol perdagangan di Selat Melaka
sebelum direbut oleh Kerajaan Sriwijaya (Thai:Sevichai)
pada tahun 682.
Peta Kerajaan Melayu kuno
Penggunaan kata Melayu, telah dikenal sekitar
tahun 100-150 seperti yang tersebut dalam buku Geographike Sintaxis
karya Ptolemy yang menyebutkan maleu-kolon. Dan kemudian dalam kitab
Hindu Purana pada zaman Gautama Buddha terdapat istilah Malaya dvipa
yang bermaksud tanah yang dikelilingi air.
Lokasi Pusat Kerajaan
:
Dari uraian I-tsing jelas sekali bahwa Kerajaan Melayu
terletak di tengah pelayaran antara Sriwijaya dan Kedah. Jadi Sriwijaya
terletak di selatan atau tenggara Melayu. Hampir semua ahli sejarah sepakat
bahwa negeri Melayu berlokasi di hulu sungai Batang Hari, sebab pada alas arca
Amoghapasa yang ditemukan di Padangroco terdapat prasasti bertarikh 1208 Saka
(1286) yang menyebutkan bahwa arca itu merupakan hadiah raja Kertanagara
(Singhasari) kepada raja Melayu.
Candi Gumpung, kuil Buddha di Muara Jambi
Prof. Slamet Muljana
berpendapat, istilah Malayu berasal dari kata Malaya yang dalam bahasa Sansekerta
bermakna “bukit”. Nama sebuah kerajaan biasanya merujuk pada nama ibu kotanya.
Oleh karena itu, ia tidak setuju apabila istana Malayu terletak di Kota Jambi,
karena daerah itu merupakan dataran rendah. Menurutnya, pelabuhan Malayu memang
terletak di Kota Jambi, tetapi istananya terletak di pedalaman yang tanahnya
agak tinggi. Dan menurut prasasti
Tanjore yang dikeluarkan oleh Rajendra Chola I
bertarikh 1030, menyebutkan bahwa ibu kota kerajaan Malayu dilindungi oleh
benteng-benteng, dan terletak di atas bukit.
Dari keterangan Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al-Biruni, ahli geografi Persia, yang pernah mengunjungi Asia Tenggara tahun 1030 dan menulis catatan perjalanannya dalam Tahqiq ma li l-Hind (Fakta-fakta di Hindia) yang menyatakan bahwa ia mengunjungi suatu negeri yang terletak pada garis khatulistiwa pulau penghasil emas atau Golden Khersonese yakni pulau Sumatera.
Dari keterangan Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al-Biruni, ahli geografi Persia, yang pernah mengunjungi Asia Tenggara tahun 1030 dan menulis catatan perjalanannya dalam Tahqiq ma li l-Hind (Fakta-fakta di Hindia) yang menyatakan bahwa ia mengunjungi suatu negeri yang terletak pada garis khatulistiwa pulau penghasil emas atau Golden Khersonese yakni pulau Sumatera.
Nama
– Nama Raja Melayu
1183- Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
1286- Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
1183- Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
1286- Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
1316- Akarendrawarman
1375 -Ananggawarman
Sumber Sejarah :
Sejarah melayu mancakup dimensi yang luas, dengan
rentang masa yang panjang. Jika kerjaan kutai di anggap sebagai kerajaan tertua
dalam sejarah, maka awal fase awal sejrah melayu adalah sekitar abad ke-4 atau
ke-5M. Sejrah yang dimaksud disini adalah kejadian atau peninggalan sejarah
yang, baik berupa manuskrip, prasasti, sejrah lisan maupun artefak. Dalam
portal ini, sejarah melayu tersebut di bagi menjadi tiga kategori 1, sejarah
tentang kerajaan 2, naskah dan 3, peninggalan sejarah di situs sejarah seperti,
candi, masjid, istana maupun makam.
1.
Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu yang dimaksud adalah kerajaan yang pernah beridiri di kawasan Melayu, baik di Indoensia maupun di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina dan Brunai. Kerajaan-kerajaan tersebut menggunakan dan mengembangkan kebudayaan Melayu di kawasan mereka. Ringkasnya, mereka menjadikan kebudayaan Melayu sebagai identitas budaya, ekonomi, sosial dan politik. Rentang masa yang cukup panjang, dan cakupan wilayah yang luas menjadikan kerajaan-kerajaan tersebut memiliki kekhasan tersendiri, walaupun mereka disatukan oleh satu rumpun kebudayaan yang sama, yaitu kebudayaan Melayu.
Kerajaan Melayu yang dimaksud adalah kerajaan yang pernah beridiri di kawasan Melayu, baik di Indoensia maupun di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina dan Brunai. Kerajaan-kerajaan tersebut menggunakan dan mengembangkan kebudayaan Melayu di kawasan mereka. Ringkasnya, mereka menjadikan kebudayaan Melayu sebagai identitas budaya, ekonomi, sosial dan politik. Rentang masa yang cukup panjang, dan cakupan wilayah yang luas menjadikan kerajaan-kerajaan tersebut memiliki kekhasan tersendiri, walaupun mereka disatukan oleh satu rumpun kebudayaan yang sama, yaitu kebudayaan Melayu.
2.
Naskah Sejarah
Naskah merupakan peninggalan tertulis yang menceritakan tentang hal-ihwal suatu masa tertentu di masa lalu. Naskah sejarah dalam yang dimaksud, dibagi dalam dua kategori yaitu prasasti dan manuskrip. Di antara prasasti yang telah di temukan adalah Batu Bersurat, Kedukaan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur dan Karang Berahi, peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Sementara manuskrip yang ada, berkaitan dengan agama, adat, hikayat, silsilah, pengobatan dan sejarah itu sendiri, dan merupakan peninggalan tokoh-tokoh zaman dahulu, sebagian besar antara abad 16 hingga 18 Masehi.
Naskah merupakan peninggalan tertulis yang menceritakan tentang hal-ihwal suatu masa tertentu di masa lalu. Naskah sejarah dalam yang dimaksud, dibagi dalam dua kategori yaitu prasasti dan manuskrip. Di antara prasasti yang telah di temukan adalah Batu Bersurat, Kedukaan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur dan Karang Berahi, peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Sementara manuskrip yang ada, berkaitan dengan agama, adat, hikayat, silsilah, pengobatan dan sejarah itu sendiri, dan merupakan peninggalan tokoh-tokoh zaman dahulu, sebagian besar antara abad 16 hingga 18 Masehi.
3.
Situs Sejarah
Situs sejarah merupakan daearah di mana ditemukan benda-benda purbakala. Benda-benda purbakala yang bersejarah tersebut diantaranya: istana-istana, makam, masjid dan candi.
Situs sejarah merupakan daearah di mana ditemukan benda-benda purbakala. Benda-benda purbakala yang bersejarah tersebut diantaranya: istana-istana, makam, masjid dan candi.
SUMBER
SEJARAH
Berasal dari sumber Cina karena tidak ditemukan prasasti. Musafir Cina I-Tsing (671-695 M) menyatakan bahwa pada abad ke-7 M secara politik Kerajaan Melayu dimasukkan ke dalam Kerajaan Sriwijaya.
Berasal dari sumber Cina karena tidak ditemukan prasasti. Musafir Cina I-Tsing (671-695 M) menyatakan bahwa pada abad ke-7 M secara politik Kerajaan Melayu dimasukkan ke dalam Kerajaan Sriwijaya.
Sumber berita berdirinya Kerajaan Melayu antara lain :
1.
Berasal dari kronik Dinasti Tang,
2.
Berasal dari kronik I-Tsing
3.
Dan berasal dari beberapa prasasti
Kehidupan Masyarakat
~
Kehidupan Ekonomi
Karena letaknya strategis di jalur pelayaran dan perdagangan, Sriwijaya adalah Kerajaan Maritim yang kegiatan ekonominya bertumpu dalam bidang perdagangan.
Karena letaknya strategis di jalur pelayaran dan perdagangan, Sriwijaya adalah Kerajaan Maritim yang kegiatan ekonominya bertumpu dalam bidang perdagangan.
~ Kehidupan Budaya
Merupakan pusat agama Buddha di luar India.
~ Kehidupan
sosial
Masyarakatnya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan dan hasilnya Sriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa di Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah bimbingan pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti.Di samping itu juga pemuda-pemuda Sriwijaya juga mempelajari agama Budha dan ilmu lainnya di India, hal ini tertera dalam prasasti Nalanda. Dari prasasti ini diketahui pula raja Sriwijaya yaitu Balaputra Dewa mempunyai hubungan erat dengan raja Dewa Paladewa (India). Raja ini memberi sebidang tanah untuk asrama pelajar dari Sriwijaya. Sebagai penganut agama yang taat maka raja Sriwijaya juga memperhatikan kelestarian lingkungannya (seperti yang tertera dalam Prasasti Talang Tuo) dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran rakyatnya. Dengan demikian kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Sriwijaya sangat baik dan makmur, dalam hal ini tentunya juga diikuti oleh kemajuan dalam bidang kebudayaan. Kemajuan dalam bidang budaya sampai sekarang dapat diketahui melalui peninggalanpeninggalan suci seperti stupa, candi atau patung/arca Budha seperti ditemukan di Jambi, Muaratakus, dan Gunung Tua (Padang Lawas) serta di Bukit Siguntang (Palembang).Kebesaran dan kejayaan Sriwijaya akhirnya mengalami kemunduran dan keruntuhan akibat serangan dari kerajaan lain.
Masyarakatnya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan dan hasilnya Sriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa di Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah bimbingan pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti.Di samping itu juga pemuda-pemuda Sriwijaya juga mempelajari agama Budha dan ilmu lainnya di India, hal ini tertera dalam prasasti Nalanda. Dari prasasti ini diketahui pula raja Sriwijaya yaitu Balaputra Dewa mempunyai hubungan erat dengan raja Dewa Paladewa (India). Raja ini memberi sebidang tanah untuk asrama pelajar dari Sriwijaya. Sebagai penganut agama yang taat maka raja Sriwijaya juga memperhatikan kelestarian lingkungannya (seperti yang tertera dalam Prasasti Talang Tuo) dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran rakyatnya. Dengan demikian kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Sriwijaya sangat baik dan makmur, dalam hal ini tentunya juga diikuti oleh kemajuan dalam bidang kebudayaan. Kemajuan dalam bidang budaya sampai sekarang dapat diketahui melalui peninggalanpeninggalan suci seperti stupa, candi atau patung/arca Budha seperti ditemukan di Jambi, Muaratakus, dan Gunung Tua (Padang Lawas) serta di Bukit Siguntang (Palembang).Kebesaran dan kejayaan Sriwijaya akhirnya mengalami kemunduran dan keruntuhan akibat serangan dari kerajaan lain.
~ Kehidupan
Politik
Dalam kehidupan politik. Raja pertama Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanaga, dengan pusat kerajaannya ada 2 pendapat yaitu pendapat pertama yang menyebutkan pusat Sriwijaya di Palembang karena daerah tersebut banyak ditemukan prasasti Sriwijaya dan adanya sungai Musi yang strategis untuk perdagangan.
Sedangkan pendapat kedua letak Sriwijaya di Minangatamwan yaitu daerah pertemuan sungai Kampar Kiri dan Kampar Kanan yang diperkirakan daerah Binaga yaitu terletak di Jambi yang juga strategis untuk perdagangan. Dari dua pendapat tersebut, maka oleh ahli menyimpulkan bahwa pada mulanya Sriwijaya berpusat di Palembang. Kemudian dipindahkan ke Minangatamwan.
Untuk selanjutnya Sriwijaya mampu mengembangkan kerajaannya melalui keberhasilan politik ekspansi/perluasan wilayah ke daerah-daerah yang sangat penting artinya untuk perdagangan. Hal ini sesuai dengan prasasti yang ditemukan Lampung, Bangka, dan Ligor. Bahkan melalui benteng I-tshing bahwa Kedah di pulau Penang juga dikuasai Sriwijaya.
Dengan demikian Sriwijaya bukan lagi sebagai negara senusa atau satu pulau, tetapi sudah merupakan negara antar nusa karena penguasaannya atas beberapa pulau. Bahkan ada yang berpendapat Sriwijaya adalah negara kesatuan pertama. Karena kekuasaannya luas dan berperan sebagai negara besar di Asia Tenggara. Kehidupan EkonomiKerajaan Sriwijaya memiliki letak yang strategis di jalur pelayaran dan perdagangan Internasional Asia Tenggara. Dengan letak yang strategis tersebut maka Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan dan menjadi Pelabuhan Transito sehingga dapat menimbun barang dari dalam maupun luar.Dengan demikian kedudukan Sriwijaya dalam perdagangan internasional sangat baik. Hal ini juga didukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa. Pada masanya Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang mampu menjamin keamanan di jalur-jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar yang singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut.
Dengan adanya pedagang-pedagang dari luar yang singgah maka penghasilan Sriwijaya meningkat dengan pesat. Peningkatan diperoleh dari pembayaran upeti, pajak maupun keuntungan dari hasil perdagangan dengan demikian Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan yang besar dan makmur.Kehidupan sosialnya
Dalam kehidupan politik. Raja pertama Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanaga, dengan pusat kerajaannya ada 2 pendapat yaitu pendapat pertama yang menyebutkan pusat Sriwijaya di Palembang karena daerah tersebut banyak ditemukan prasasti Sriwijaya dan adanya sungai Musi yang strategis untuk perdagangan.
Sedangkan pendapat kedua letak Sriwijaya di Minangatamwan yaitu daerah pertemuan sungai Kampar Kiri dan Kampar Kanan yang diperkirakan daerah Binaga yaitu terletak di Jambi yang juga strategis untuk perdagangan. Dari dua pendapat tersebut, maka oleh ahli menyimpulkan bahwa pada mulanya Sriwijaya berpusat di Palembang. Kemudian dipindahkan ke Minangatamwan.
Untuk selanjutnya Sriwijaya mampu mengembangkan kerajaannya melalui keberhasilan politik ekspansi/perluasan wilayah ke daerah-daerah yang sangat penting artinya untuk perdagangan. Hal ini sesuai dengan prasasti yang ditemukan Lampung, Bangka, dan Ligor. Bahkan melalui benteng I-tshing bahwa Kedah di pulau Penang juga dikuasai Sriwijaya.
Dengan demikian Sriwijaya bukan lagi sebagai negara senusa atau satu pulau, tetapi sudah merupakan negara antar nusa karena penguasaannya atas beberapa pulau. Bahkan ada yang berpendapat Sriwijaya adalah negara kesatuan pertama. Karena kekuasaannya luas dan berperan sebagai negara besar di Asia Tenggara. Kehidupan EkonomiKerajaan Sriwijaya memiliki letak yang strategis di jalur pelayaran dan perdagangan Internasional Asia Tenggara. Dengan letak yang strategis tersebut maka Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan dan menjadi Pelabuhan Transito sehingga dapat menimbun barang dari dalam maupun luar.Dengan demikian kedudukan Sriwijaya dalam perdagangan internasional sangat baik. Hal ini juga didukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa. Pada masanya Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang mampu menjamin keamanan di jalur-jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar yang singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut.
Dengan adanya pedagang-pedagang dari luar yang singgah maka penghasilan Sriwijaya meningkat dengan pesat. Peningkatan diperoleh dari pembayaran upeti, pajak maupun keuntungan dari hasil perdagangan dengan demikian Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan yang besar dan makmur.Kehidupan sosialnya
Penyebab Runtuh Nya Kerajaan Melayu
₪
Faktor Politis
Kedudukan kerajaan ini makin terdesak karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam bidang perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara yang menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka termasuk Tanah Genting Kra. Dan Kerajaan Singasari di daerah timur yang dipimpin oleh Raja Kertanegara dengan mengirim ekspedisi ke arah barat (Ekspedisi Pamalayu) yang mengadakan pendudukan terhadap Kerajaan Melayu, Pahang, dan Kalimantan, sehingga mengakibatkan kedudukan Sriwijaya makin terdesak.
₪ Faktor Ekonomi
Aktivitas perdagangan berkurang karena daerah strategis perdagangan yng dikuasai Sriwijaya jatuh ke kekuasaan raja-raja di sekitarnya. Sehingga sejak akhir abad ke-13 Sriwijaya menjadi kerajaan kecil dan wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang kecil & lemah akhirnya dihancurkan oleh kerajaan Majapahit tahun 1377 M.
Kedudukan kerajaan ini makin terdesak karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam bidang perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara yang menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka termasuk Tanah Genting Kra. Dan Kerajaan Singasari di daerah timur yang dipimpin oleh Raja Kertanegara dengan mengirim ekspedisi ke arah barat (Ekspedisi Pamalayu) yang mengadakan pendudukan terhadap Kerajaan Melayu, Pahang, dan Kalimantan, sehingga mengakibatkan kedudukan Sriwijaya makin terdesak.
₪ Faktor Ekonomi
Aktivitas perdagangan berkurang karena daerah strategis perdagangan yng dikuasai Sriwijaya jatuh ke kekuasaan raja-raja di sekitarnya. Sehingga sejak akhir abad ke-13 Sriwijaya menjadi kerajaan kecil dan wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang kecil & lemah akhirnya dihancurkan oleh kerajaan Majapahit tahun 1377 M.
Kerajaan Sriwijaya
a. Penyebab
Kejayaan
1) Letaknya
yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan
internasional. Hal ini mendorong Kerajaan Sriwiijaya untuk berkembang pesat
sebagai negara maritim.
2) Kemajuan
kegiatan perdagangan antara India dan Cina yang melintasa Selat Malaka sehingga
membawa keuntungan yang terbesar bagi Sriwijaya.
3) Keruntuhan
Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan Kerajaan Kamboja memberikan
kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala),
yang selama abad ke-6 dipegang oleh Kerajaan Funan.
b. Penyebab
Kemunduran
1) Serangan
Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M. Ketika itu yang berkuasa di Sriwijaya
adalah Sri Sudamani Warmadewa. Walaupun serangan ini tidak berhasil, tetapi
telah melemahkan Sriwijaya.
2) Serangan
dari Kerajaan Colamandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa
pada tahun 1023 dan 1030. Serangan ini ditujukan ke Semenanjung Malaka dan
berhasil menawan raja Sriwijaya. Serangan ketiga dilakukan pada tahun 1068 M
dilakukan oleh Wirarajendra, cucu Rajendracoladewa.
3) Pengiriman
ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275-1292, yang diterima
dengan baik oleh Raja Melayu (Jambi),, Mauliwarmadewa, semakin melemahkan
kedudukan Sriwijaya.
4) Kedudukan
Kerajaan Sriwijaya makin terdesak karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang
juga memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di
sebelah utara. Kerajaan Siam memperluas kekuasaanya ke arah selatan dengan
menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka.
5) Jatuhnya
Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam yang mengakibatkan kegiatan
pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.
6) Dari
daerah timur, Kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan Kerajaan Singasari
yang pada waktu itu diperintah oleh Raja Kertanegara.
7) Para
pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin
berkurang, karena daerah-daerah strategis yang pernah dikuasai oleh Kerajaan
Sriwijaya telah jatuh ke kekuasaan raja-raja sekitarnya.
8) Serangan
Kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah
Mada pada tahun 1477 yang mengakibatkan Sriwijaya menjadi taklukan Majapahit.
9)
Muncul dan
berkembangnya kerajaan Islam Samudera Pasai yang mengambil alih posisi
Sriwijaya.
Penutup
Sekian dari makalah yang bisa kami sampaikan jika ada
kekurangan mohon di maaf kan ass...wr...wb.
Daftar Pustaka :
Supriyadi. (1992). Materi Pokok Sejarah
2 Jakarta : Depdikbud.
_________________.
(2005). Kerajaan , Yogyakarta : Buana.
Pustaka.
http://anggiezvir.diha.pusku.com/2013/09/sejarah-kerajaan-holing-dan-melayu.html